JANGAN BIARKAN ISTRIMU TERLALU MANDIRI
"Istrimu kemana Nak?"
"Ke pasar Bu."
"Sendirian?"
"Lha kamunya tiduran di rumah kok istrimu gak kamu antarin toh Nak."
"Sudah biasa pergi sendiri kok Bu."
"Wanita emang begitu Nak. Dia pasti berusaha tidak merepotkan suami. Punya istri mandiri itu enak Nak, tapi jadi suami jangan terlalu terlena kalau punya istri mandiri. Bahaya Nak, kalau wanita terlalu mandiri."
"Bahaya bagaimana Bu?"
"Yaiya kalau apa-apa sudah bisa sendiri, apa gunanya kamu Nak? Bisa-bisa gak dianggap nanti kamu, jadi ada gak ada sama saja. Apa mau kamu begitu?"
"Ya nggak lah bu...."
"Aku lihat jualan online istri kamu juga makin rame!"
"Iya Bu."
"Berarti kamu harus makin berperan dengan tanggung jawabmu Nak. Istrimu sudah membantumu mencari nafkah, kamu juga harus bantu-bantu dia ya!"
Bayu mengangguk senyum.
"Ohya, kamu sering temuin wanita-wanita di luaran sana yang garang, galak dan emosinya meledak-ledak gak?"
"Sering Bu."
"Kamu tau kenapa?"
Bayu menggeleng.
"Itu karena sudah luntur fitrah kemanjaannya,"
"Terlalu banyak beban di pundak dan pikirannya,"
"Dia merasa amat sangat capek dengan aktivitasnya,"
"Kalau istrimu sedang manja dan minta tolong sama kamu, padahal kamu tahu dia bisa melakukannya sendiri, selagi kamu bisa, tolong dia!"
"Buat istrimu tetap tergantung sama kamu! Jangan biarkan apa-apa sendiri. Apalagi kemaren Ibu juga lihat dia pasang sendiri lampu ruang tengah yang mati."
Bayu anak yang patuh dengan Ibunya. Mendengar petuah panjang Ibunya, dia tak banyak membantahnya".
"Kunci rumah tangga bahagian itu harus ada rasa saling Nak, selain saling cinta juga saling membutuhkan satu sama lain. Jadi sebisa mungkin, bagaimana caranya tetap buat istrimu merasa membutuhkanmu, jangan sampai itu memudar meskipun dia istri yang mandiri. Kalau kamu mampu lakukan itu, tak ada alasan baginya untuk tidak menganggapmu dan tidak menghormatimu."
"Lain kali kalau kamu di rumah, jangan lupa antarin istrimu ya!"
0 Comments